Berhubung akan
pindah tempat tinggal, beberapa hari ini aku mulai membereskan semua buku-buku
yang layak dan tak layak lagi untuk disimpan. Tak terlalu banyak, memang. Namun
cukup membuat pusing karena beberapa buku sudah tak karuan bentuk dan
halamannya. Saat sedang membereskan, mataku tertuju pada sebuah diary yang tersimpan rapi di
sudut lemari. Hmm..diary beberapa tahun yang lalu ketika masih menjadi
anak muda galau (lah, truz sekarang jadi apa?he). Kubuka lembaran-lembaran diary
tersebut, aku malah senyum-senyum sendiri. Beberapa kisah bahagia, dan
lebih banyak kisah sedih. Ternyata aku lebih senang menulis disaat hati sedang
galauuu.. termasuk tipikal apakah itu ya??
Dari keseluruhan isi diary,
ada beberapa puisi yang kutulis berdasarkan suasana hatiku. Dimulai dari
puisi ‘curhat ke Tuhan’ sampai puisi
cinta untuk seseorang yang telah lama kurahasiakan. Kalau dipikir sekarang,
kenapa ya? Kok bisa?hahaa.. akupun bingung sendiri.
Puisi pertama dalam diaryku
berjudul Aku Munafik. Puisi ini berlatar belakang cobaan sakit dari-Nya untukku
pada pertengahan tahun 2007. Sakit yang lumayan lama, karena selama satu tahun
setelahnya aku lebih sering terkapar di kamar dan sedikit putus asa. Eh, bukan
sedikit tapi lumayan banyak putus asa; pernah terpikir untuk bunuh diri agar
bisa mengakhiri penderitaan. Secara fisik dan psikis aku merasa telah tiada dan
terbuang serta lebih baik mati. Namun alhamdulillah, lidah masih bisa mengecap
dengan jelas dan memastikan bahwa rasa susu lebih enak daripada rasa racun.
Yah, lebih baik minum susu daripada minum racun..he
Puisi Aku Munafik kutulis saat
berat badan kecilku menjadi lebih kerempeng dengan pengurangan berat badan
sebesar 7 kg, saat tubuh tinggal kulit pembalut tulang, saat kesadaran mulai
bangkit bahwa di waktu sehat aku sangat jarang bersyukur.
Aku Munafik
Tuhan,
Aku tak bisa
melukis kebesaran-Mu
Dengan ilmu agamaku
yang...
tipis....
Tuhan,
Nikmatmu tak
terhingga,
Tiada tara
Tuhan,
Aku tak punya nama
dihadapan-Mu
Sedangkan dalam
hidupku, aku tak tahu neraka
Neraka yang Kau
katakan sangat
Panas...
Tuhan,
Adakah jalan untuk
orang sepertiku?
Aku adalah orang
munafik
Munafik, bahkan
sangat munafik
2007
Ukeh, itulah salah
satu puisi dalam diaryku.. J
No comments